Beranda | Artikel
Fitnah Harta
Jumat, 30 Juli 2021

FITNAH HARTA

Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia agar mereka menyembah kepadaNya dan memberikan peringatan kepada orang-orang yang beriman agar mereka tidak disibukkan oleh harta dari beribadah kepada Allah. Allah Ta’ala telah berfirman:

قال الله تعالى :  يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُلۡهِكُمۡ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَلَآ أَوۡلَٰدُكُمۡ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ  [المُنَافِقُونَ: 9]

Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. [Al-Munafiqun/63: 9]

Dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya, Yang telah menciptakan kehidupan ini penuh dengan berbagai kesulitan dan dihimpit oleh beragam tantangan, dan menjadikan harta sebagai fitnah yang paling besar. Allah Ta’ala berfirman:

قال الله تعالى :  وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَآ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَأَوۡلَٰدُكُمۡ فِتۡنَةٞ وَأَنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥٓ أَجۡرٌ عَظِيمٞ   [الأَنفَالِ: 28]

Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. [Al-Anfal/8: 28]

Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah penghulu orang yang beribadah kepada Allah dan zuhud hidup di dunia ini.

Ya Allah curahkanlah shalawat dan salam yang berlimpah kepada pemimpin kami Muhammad, dan kepada keluarga, para shahabat yang tidak pernah terfitnah oleh dunia dan tidak pernah berpaling dari akherat. Amma Ba’du: Allah Ta’ala telah berfirman:

قال الله تعالى :  زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلۡبَنِينَ وَٱلۡقَنَٰطِيرِ ٱلۡمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلۡفِضَّةِ وَٱلۡخَيۡلِ ٱلۡمُسَوَّمَةِ وَٱلۡأَنۡعَٰمِ وَٱلۡحَرۡثِۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسۡنُ ٱلۡمَ‍َٔابِ  [آلِ عِمۡرَانَ: 14]

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). [Ali Imran/3: 14].

Wahai sekalian orang yang beriman. Di dalam ayat ini Allah Ta’ala menyebutkan harta sebagai bagian dari kehendak hawa nafsu dan kelezatan yang fana serta menisbatkannya kepada kehidupan dunia, padahal dia tidak berarti apa-apa di dalam pandangan orang yang berakal. Sebagaimana firman Allah Yang Maha Tinggi:

قال الله تعالى : إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَن تُغۡنِيَ عَنۡهُمۡ أَمۡوَٰلُهُمۡ وَلَآ أَوۡلَٰدُهُم مِّنَ ٱللَّهِ شَيۡ‍ٔٗاۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمۡ وَقُودُ ٱلنَّارِ  [آلِ عِمۡرَانَ: 10]

Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikit pun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka. [Ali Imran/3: 10]

Dan di dalam ayat yang lain Allah Ta’ala memberitahukan bahwa harta dan anak-anak tidak akan memberikan manfaat apapun bagi orang-orang kafir, tidak bisa menebus diri mereka dari azab yang pedih dan tidak memberikan manfaat apapun bagi mereka. Sebagaimana dijelaskan di dalam firman Allah Ta’ala:

قال الله تعالى : إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَمَاتُواْ وَهُمۡ كُفَّارٞ فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡ أَحَدِهِم مِّلۡءُ ٱلۡأَرۡضِ ذَهَبٗا وَلَوِ ٱفۡتَدَىٰ بِهِۦٓۗ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ وَمَا لَهُم مِّن نَّٰصِرِينَ     [آلِ عِمۡرَانَ: 91]

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong. [Ali Imran/3: 91]

Camkanlah wahai orang yang berakal bahwa tidak ada kekayaan kecuali dengan beramal soleh, di antaranya adalah mengifakkan harta di jalan Allah, dan renungkanlah firman Allah yang menjelaskan tentang orang yang diberi kitab amalnya dengan tangan kirinya:

قال الله تعالى : مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيهْ  [ الحاقة: 28]

Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku.”. [Al-Haqah/69: 28]

Maka perkaranya adalah pada manfaat harta tersebut sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam: Harta yang paling baik adalah harta yang dimiliki oleh lelaki yang shalih”.

Nabi Isa Alaihis salam pernah ditanya tentang harta dan beliau menjawab: Tidak ada kebaikan padanya. Dikatakan kepadanya: Kenapa wahai nabi Allah?. Sebab harta tersebut didapatkan dengan cara yang tidak halal. Kalau didapatkan dengan jalan yang halal?. Hak harta tersebut tidak ditunaikan. Dia ditanya kembali: Jika hak harta tersebut ditunaikan?. Dia menjawab: Pemiliknya tidak terbebas dari kesombongan. Di katakana kepadanya: Jika pemiliknya terbebas dari kesombongan?. “Dia akan disibukkan dari berzikir kepada Allah”. Jawabnya. Lalu dia ditanya kembali: Jika dia tidak disibukkan dari berzikir kepada Allah?. Perhitungannya akan lama pada hari kiamat kelak.

Wahai sekalian orang yang beriman, dalam urusan harta dan pemeliharaannya manusia terbagi menjadi tiga kelompok:

Pertama: Manusia yang tidak berambisi mengumpulkan harta dan menyimpannya. Mereka hanya mencukupkan diri dengan kebutuhan yang bisa menghilangkan rasa lapar mereka dan menutupi aurat, mereka hanya cukup dengan perbekalan yang bisa mengantarkan mereka ke alam akherat. Maka mereka itulah orang yang tidak ada ketakutan pada diri mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.

Ada kelompok lain yang senang mengumpulkan harta benda dengan cara yang baik dan menyalurkannnya pada jalur-jalur terbaik, mereka menjadikannya sebagai sarana untuk menyambung silaturahmi dan memenuhi kebutuhan para fakir miskin. Mereka inilah golongan orang-orang yang bersyukur terhadap nikmat Allah dan Allah berfirman tentang mereka “Dan sangat sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang bersyukur”.

Dan ada kelompok lain yang senang mengumpulkan harta benda baik dengan cara yang halal atau haram. Jika mereka menafkahkan harta, maka mereka menafkahkannya secara boros dan berlebihan, dan jka mereka menahannya maka harta tersebut ditahan karena pelit dan untuk menimbun semata. Mereka inilah orang-orang yang hatinya telah dikuasai oleh kepentingan duniawi semata sehingga mereka terperosok ke dalam api neraka karena dosa-dosa mereka sendiri dan mereka berhak mendapat ancaman Allah di dalam firmanNya:

قال الله تعالى : ٱلَّذِينَ يَكۡنِزُونَ ٱلذَّهَبَ وَٱلۡفِضَّةَ وَلَا يُنفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ فَبَشِّرۡهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٖ ٣٤ يَوۡمَ يُحۡمَىٰ عَلَيۡهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكۡوَىٰ بِهَا جِبَاهُهُمۡ وَجُنُوبُهُمۡ وَظُهُورُهُمۡۖ هَٰذَا مَا كَنَزۡتُمۡ لِأَنفُسِكُمۡ فَذُوقُواْ مَا كُنتُمۡ تَكۡنِزُونَ  [ التوبة: 35-34]

Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu”. [At-Taubah/9: 34-35].

Wahai sekalian hamba Allah takutlah kepada Allah dan renungkanlah ayat di atas dan camkanlah apa-apa yang diturunkan di dalam Al-Qur’an tentang kisah sesorang yang di mana Allah menurunkan ayat tersebut karena peristiwa yang menimpanya dan orang-orang seperti dirinya, di mana mereka mencari harta untuk harta semata dan tidak menunaikan fungsi ekonomi dan social harta tersebut. Allah Ta’ala berfirman tentang orang-orang yang bertindak seperti tindakan mereka ini:

قال الله تعالى :  وَمِنۡهُم مَّنۡ عَٰهَدَ ٱللَّهَ لَئِنۡ ءَاتَىٰنَا مِن فَضۡلِهِۦ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ ٧٥ فَلَمَّآ ءَاتَىٰهُم مِّن فَضۡلِهِۦ بَخِلُواْ بِهِۦ وَتَوَلَّواْ وَّهُم مُّعۡرِضُونَ ٧٦ فَأَعۡقَبَهُمۡ نِفَاقٗا فِي قُلُوبِهِمۡ إِلَىٰ يَوۡمِ يَلۡقَوۡنَهُۥ بِمَآ أَخۡلَفُواْ ٱللَّهَ مَا وَعَدُوهُ وَبِمَا كَانُواْ يَكۡذِبُونَ ٧٧ أَلَمۡ يَعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُ سِرَّهُمۡ وَنَجۡوَىٰهُمۡ وَأَنَّ ٱللَّهَ عَلَّٰمُ ٱلۡغُيُوبِ ٧٨   [ التوبة: 78-75]

Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: “Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh. (76) Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). (77)Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta. (78)Tidakkah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang gaib?. [At-Taubah/9: 75-78]

Wahai sekalian kaum muslimin bertaqwalah kepada Allah!. Janganlah seperti orang yang brankas hartanya terpenuhi oleh  emas  namun hati mereka kering dengan kebaikan dan kasih sayang dan mereka tidak berlomba-lomba menjadi  orang yang menjaga kehormatannya. Dan ketahuilah bahwa jika harta tersebut berada di tangan orang-orang yang berjiwa bersih dan terdidik maka harta itu akan menjadi inspirasi kebaikan. Namun jika harta tersebut dikuasai oleh jiwa yang buruk maka dia akan menjadi salah satu pintu keburukan. Maha Benar Allah dengan firmanNya:

قال الله تعالى :  فَأَنذَرۡتُكُمۡ نَارٗا تَلَظَّىٰ ١٤ لَا يَصۡلَىٰهَآ إِلَّا ٱلۡأَشۡقَى ١٥ ٱلَّذِي كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰ ١٦ وَسَيُجَنَّبُهَا ٱلۡأَتۡقَى ١٧ ٱلَّذِي يُؤۡتِي مَالَهُۥ يَتَزَكَّىٰ ١٨ وَمَا لِأَحَدٍ عِندَهُۥ مِن نِّعۡمَةٖ تُجۡزَىٰٓ ١٩ إِلَّا ٱبۡتِغَآءَ وَجۡهِ رَبِّهِ ٱلۡأَعۡلَىٰ ٢٠ وَلَسَوۡفَ يَرۡضَىٰ ٢١  [ الليل: 21-14]

Maka Kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala. Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka, yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman). Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan. tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. [Al-Lail/92: 14-21].

Semoga Allah memberikan keberkahannya bagiku dan bagi kalian semua di dalam Al-Qur’an yang mulia, dan Allah memberikan manfaat bagiku dan bagi kalian dengan ayat-ayat  Allah Yang Maha Bijaksana yang tertera di dalamnya. Hanya inilah yang bisa aku katakan dan aku memohon ampunan bagi diriku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin kepada Allah yang Maha Mulia dari segala dosa. Mohonlah ampun kepadaNya dan bertaubatlah kepada Allah, sebab Dia adalah Zat Yang Pengampun lagi Maha Penyayang.

Segala puji bagi Allah, pujian yang baik lagi berkah sebagaimana yang disenangi dan diridhai oleh Tuhan kami. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya. Dia memiliki semua kerajaan dan pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan aku bersaksi bahwa Muhamad adalah hamba dan utusan Allah yang telah menegaskan di dalam sabdanya sungguh telah beruntung orang yang berserah diri, diberikan rizki yang cukup dan diberikan rasa puas dengan apa yang telah diberikan oleh Allah kepadanya.

Ya Allah curahkanlah shalawat dan salam kepada hamba dan utusanMu Muhamad dan kepada keluarga, para shahabat serta seluruh orang yang mengikuti mereka dengan kebaikan sampai hari kiamat. Amma Ba’du:

Bertaqwalah kepada Allah Yang Maha Tinggi dan ketahuilah wahai sekalian hamba Allah bahwa di antara fitnah yang paling bahaya yang telah menimpa manusia kaum muslimin di masa kita sekarang ini adalah fitnah harta, di mana karenanya banyak orang yang mengenetengkan kewajiban mereka bagi kewajiban agama atau dunia. Mereka meremehkan orang-orang yang menjadi tanggung jawab mereka sehingga seakan-akan diri mereka tidak diciptakan kecuali kecuali untuk menghasilkan dan mengumpulkan harta benda semata. Di saat pagi menyingsing, dia berfikir dan berbuat apa yang bisa menghasilkan harta semata, lalu pada saat pagi dia berfikir tentang berapakah yang telah dihasilkan dan dikumpulkannya.

Sungguh benar sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ka’ab radhiallahu anhu. Sesungguhnya setiap umat ini memiliki fitnah dan fitnah umatku adalah harta benda”.

عَنْ كَعْبِ بْنِ عِيَاضٍ، قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ ‏ “‏ إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِي الْمَالُ ‏”‏

Apabila cinta harta telah menguasai seseorang, maka agamanya akan menghilang dan akan menyia-nyiakan kewajibannya terhadap keluarganya. Engkau menyaksikan mereka keluar pada waktu pagi lalu tidak kembali ke rumahnya kecuali pada waktu malam hari guna mengumpulkan puing-puing harta benda, tanpa menghiraukan bagimanakah keadaan anak-anak mereka, prilaku orang-orang yang ada di dalam rumahnya, atau keadaan keluarganya sendiri bahakan dia tidak menghiraukan jika keluarganya meninggalkan shalat berjama’ah bahkan meninggalkan shalat secara total, sebagaimana kenyataan ini kita lihat pada orang-orang yang memiliki toko-toko pada saat mereka diperintahkan untuk mendirikan shalat. Engkau melihat mereka bersegera menutup pintu tokonya lalu berdiri di samping toko sampai shalat telah selesai ditunaikan, dia tidak bergegas ke mesjid guna mengejar target membuka toko langsung setelah shalat.

Apabila seseorang telah terfitnah dengan harta maka dia akan malas mengeluarkan zakatnya, bahkan menunaikan zakat bagi mereka sama seperti seakan membayar hutang.

Wahai sekalian hamba Allah tidak ada yang lebih bahaya bagi agama seseorang dari fitnah harta.

عَنْ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِيْ غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِيْنِهِ

Dari Ka’ab bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya.”[Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, no. 2376]

Ucapkanlah shalawat dan salam kepada Nabi pilihan sebagaimana Allah telah memerintahkan kalian di dalam firmanNya:

قال الله تعالى :  إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا   [ الأحزاب: 56]

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawatuntuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.  [Al-Ahzab/33: 56]

[Disalin dari فتنة المال Penulis Muhammad bin Abdullah bin Mu’aidzir, Penerjemah : Muzaffar Sahidu, Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2011 – 1432]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/36354-fitnah-harta.html